Pengertian Integrasi
Sosial adalah proses penyesuaian
unsure-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan.
Unsur-unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan, social, ras ,
etnik, agama, bahasa, kebiasaan, system nilai dan norma.
Syarat terjadinya
integrasi social
1.anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka
berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka.
2.masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama
mengenai norma dan nilai-nilai
social yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam berinteraksi antara satu
dengan lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang dilarang menurut
kebudayaannya.
3.Norma-norma dan nilai-nilai social itu berlaku cukup
lama, tidak mudah berubah, dan dijalankan konsisten oleh seluruh anggota
masyarakat.
Cepat Lambatnya integrasi
social dipengaruhi factor-faktor sebagai berikut :
1.Homogenitas kelompok
Semakin homogen(satu suku bangsa) suatu kelompok atau
masyarakat, semakin mudah pula proses integrasi antara anggota masyarakat
tersebut.
2.besar kecilnya kelompok
Dalam kelompok kecil, hubungan social antaraanggotanya
terjadi semakin intensif sehingga komunikasi dan tukar menukar budaya semakin
cepat. Sebaliknya, dalam kelompok besar integrasi semakin sulit dicapai
3.Mobilitas geografis
Semakin sering anggota masyarakat datang dan pergi,
akan semakin sulit proses integrasi dicapai. Sebaliknya, mobilitasnya
rendah,integrasi mudah dicapai
4.Efektivitas komunikasi
Semakin efektifitas komunikasi berlangsung, semakin
cepat integrasi dicapai. Sebaliknya semakin tidak efektif komunikasi semakin
lambat dan sulit integrasi dicapai.
Faktor-faktor pendorong
integrasi sosial
1.toleransi terhadap
kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda
2.kesempatan yang seimbang
dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat dengan latar belakang kebudyaan
yang berbeda
3.sikap saling menghargai
orang lain dan kebudayaannya.
4.Sikap terbuka dari golongan
yang berkuasa dalam masyarakat
5.Persamaan unsure-unsur
kebudayaan
6.perkawinan campuran
(amalgamasi)
7.adanya musuh bersama dari
luar
8.paksaan suatu kelompok
social terhadap kelompok lain
9.saling ketergantunagn
bebagai kelompok social di bidang ekonomi
10.cross-sutting affliations (pertalian seseorang sebagai anggota beberapa
kelompok yang berhubungan saling menyilang. Cross-cutting loyalities (kesetian
seseorang terhadap beberapa kelompok yang berhubungan saling menyilang.
Taraf terwujudnya
integrasi social
1.taraf akomodasi adalah
proses penyesuaian diri atau kerjasama antaraindivu atau kelompok dalam
bidang-bidang terbatas.Pada taraf ini tidak ada konflik.
2.taraf kooperasi terjadila
masing-masing pihaki berusaha mengatasi perbedaan dan mengakomodasi keinginan,
harapan atau kebutuhan yang sama.
3.taraf koordinasi adalah
dan beberapa individu atau kelompok sudah mulai berseda bekerjasama dalam
bidang-bidang yang semakin luas sehingga menuntut pembagian kerja dan
koordinasi.
4.tarap asimilasi adalah
taaf ketika sudah tercapai situasi kesamaan selera, bahasa, gaya hidup, norma
serta kepentingan dan tanggung jawab
Bentuk-bentuk integrasi social
1.integrasi normative
Terjadi
akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. contoh Bhinneka Tunggal Ika menjadi sebuah
norma yang berfungsi untuk mengintegrasikan perbedaan yang ada dalam
masyarakat.
2.integrasi fungsional
Terbentuk karena ada
fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat.Misalnya suku Bugis yang suka melaut
difungsikan sebagai penyedia hasil laut.
3.integrasi koersif
Terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa.Contoh perusuh yang berhenti mengacau karena polisi menembakkan gas
air mata ke udara.
4.integrasi keluarga
Terjadi apabila anggota keluarga sesuai dengan
kedudukannya melaksanakan peranannya.
5.Integrasi kekerabatan
Terbentuk melalui hubungan
darah dan perkawinan memiliki nilai-nilai, norma-norma, kedudukan
serta peranan social yang diakui dan ditaati bersama
oleh seluuh anggota kekerabatan.
6.integrasi asosiasi
(perkumpulan)
dilandasi oleh adanya
kesamaan kepentingan atau kesamaan minat, tujuan, kepentingan dan kegemaran.
apabila ketercapaian terdekati, maka intergrasi tercapai.
7.integrasi masyarakat
8.integrasi suku bangsa
9.integrasi bangsa. contoh
kerusahan anti cina di Jakarta, Solo, Medan,konflik antar etnis dayak dan
Madura di Kalimantan, konflik agama di Maluku, gerakan-gerakan separatism di
aceh dan Papua, merebaknya tuntutan terhadap orede baru.
Proses Integrasi Sosial
Dapat terlihat dalam proses :
1.Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai
dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada
dinatara individu atau kelompok dalam masyarakat.Batas-batas diantara mereka
akan hilang dan lebur menjadi satu kesatuan.
2.akulturasi terjadi bila kelompok social dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan kebudayaan asing yang berbeda. Proses
kebudayaan itu akan berlangsung hingga unsure kebudayaan asing diterima dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri.
a.tidak ada hambatan
geogarfis
b.kebudayaan yang datang
member manfaat lebih besar
c.adanya persamaan dengan
unsure kebudayaan lama
d.adanya kesiapan
pengetahuan dan keterampilan tertentu
e.kebudayaan bersifat
kebendaan
Pengaruh Interseksi dan
konsolidasi terhadap integrasi sosial
1.interseksi adalah suatu hasil kesepakatan diantaa
kepentingan-kepentingan dari tiap-tiap komponen masyarakat. Interseksi dapat
berupa peraturan dan artefak
2.konsolidasi adalah usaha untuk menata kembali suatu kelompok
social yang dinilai mengalami perpecahan atau ketidakkompakan
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan,
pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan
atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial
yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan
seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas
sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari
lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan
pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang
pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang
berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya.
Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau
status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur
sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial
(social mobility) Pengertian menurut Ahli :
Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah
suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau
gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. •
Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas
sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial
yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan
hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka
yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan
memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri
mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial
berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai
kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu
saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka
hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada
masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata.
Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah
strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang
menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila
seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada
pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih
tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi
kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak
sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi. B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu
mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social
vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing.
Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah
(geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang
atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal
mempunyai dua bentuk yang utama :
Mobilitas vertikal keatas
Mobilitas vertikal ke bawah
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial
Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya
peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke
status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh:
A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi
persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih
tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan
organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi
baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut
:
Melakukan peningkatan prestasi kerja
Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya
proses peralihan generasi
B. Mobilitas vertikal ke
bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses
penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali
menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan
kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan
lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan
pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai
lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B.
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
Berhalangan tetap atau sementara.
Memasuki masa pensiun.
Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan
diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
2. Mobilitas
horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok
orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal
merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat
kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika
Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia,
dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial
horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah
status sosialnya.
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak
sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke
daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk
melakukan mobilitas sosial
Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi
secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi
ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini
ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu
generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri,
melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi
lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya
menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik
anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi
mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu
mobilitas intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas
yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang
sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena
ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian
memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak
Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai
tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai
tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia
dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha.
Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara
Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas
intragenerasi.
Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status
atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
Mobilitas intergenerasi naik
Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya
seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi
turun)
C. Hubungan Struktur Sosial
dan Mobilitas Sosial
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan
status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan
tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya
mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur
sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem
stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan
pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi
dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial
yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif
dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi
terbuka adalah sebagai berikut:
Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak
tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal
Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap
mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-hambatan.
Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas
sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku umum bagi setiap
masyarakat.
Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor
ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda.
Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor
ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan
yang kontinu tentang bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.
2. Mobilitas Sosial dalam
Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan
terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya
lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui
Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya
perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial
yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial
masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah
sebagai berikut :
Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan
tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu
standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.
Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya
diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya
naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia
tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap
hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang
lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita
yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari
keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat
menaikan status si wanita tersebut.
Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan
status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat
tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
D. Faktor-faktor Pendorong
dan Penghambat Mobilitas Sosial
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
: A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan
harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam
cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat
terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh
anggota masyarakat yang bersangkutan
Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat
memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang
mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja
menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di
negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada
jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
B. Faktor Individu Faktor
individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan,
penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki
kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam
mobilitas sosial.
Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara
yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas
sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan
kesenangan, dan memperbaiki diri.
Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah
berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami
kegagalan.
C. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya,
karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya
sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang
tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih
tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang
hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat
tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang
lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat
dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi
situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah
yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di
satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya
tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela.
Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman
lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan
mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya
perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi
membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat
menimbilkan stratifikasi baru.
I. Ekspansi teritorial dan gerak
populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti
fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya,
perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam
memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran
pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas
sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan
memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang
mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat
pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat
dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang
bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan
nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk
lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
L. Kemudahan dalam akses
pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk
melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi
peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu,
menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk
mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial.
Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi
mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu
merupakan hal sangat sulit
Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat
menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab
keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan.
seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit
putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit
hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa.
Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela,
seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas
tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam
agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak
hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam
masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi
lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai
prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam
masyarakat.
Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat
Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat
menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai
dan adat yang berlaku.
Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan
kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi menyebabkan
masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu.
E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
Angkatan Bersenjata Seseorang yang tergabung
dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan
bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan
naik pangkat.
Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun
nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering
digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya.
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret
dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang
lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari
keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah
lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu
untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang
secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya
Organisasi Politik Seorang angota parpol yang
profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat
mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan
legislatif atau eksekutif
Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah
satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa
setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat
Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang
bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.
Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya
yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain
ikatan
Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat
menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga
biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi.
Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita
Organisasi keolahragaan Melalui organisasi
keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih
tinggi
Cara umum memperoleh status
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status
social, yaitu melalui askripsi dan
melalui prestasi
Askripsi, yaitu cara memperoleh kedudukan melalui
kelahiran, contohnya system kasta dan gelar kebangsawanan
Prestasi, yaitu cara memperoleh status atau
kedudukan dengan usaha sendiri.
Cara khusus untuk menaikan status :
Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status
sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan
mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang
diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga
pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk
mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar
penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan
kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu
dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah
asing.
Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah
nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat
dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang
lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang
memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang"
di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja
sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti
"Raden"
Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan
status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat
tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan
tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu
standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.
Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya
diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya
naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia
tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap
hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk
meningkatkan statusnya seseorang dapat bergabung dengan organisasi
tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi yang berkelas.
G. Dampak Mobilitas Sosial
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya
penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya
mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status
bila terjadi mobilitas menurun.
Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru
dari status jabatan yang meningkat.
Keterangan hubungan anatar anggota kelompok
primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi
atau ke status yang lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik
yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.
Dampak Positif :
Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya
kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan
motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar
memperoleh status yang lebih tinggi.
Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat
ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat
perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang
sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.
Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang
memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam
bidang pendidikan.
Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya
mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi
sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai
dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang
baru sehingga tercipta intergrasi soaial.
Dampak Negatif :
Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial
dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam
masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut
disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas
sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 2) Konflik Antarkelompok sosial
Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya.
Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih
tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok
sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik
yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi
yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga
nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian
diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang
baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami
mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka
bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya
Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial
dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai
berikut. :
Menimbulkan
ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
Adanya
gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
Mengalami
frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan
atas, tetapi tidak dapat mencapainya.