A. Pengertian Umum :
- Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan,
pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan
atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial
yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan
seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas
sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari
lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan
pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang
pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility) Pengertian menurut Ahli :
Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah
suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau
gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. •
Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas
sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial
yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan
hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
- Mobilitas vertikal keatas
- Mobilitas vertikal ke bawah
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
- Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke
status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh:
A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi
persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
- Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih
tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan
organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi
baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut
:
- Melakukan peningkatan prestasi kerja
- Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya
proses peralihan generasi
B. Mobilitas vertikal ke
bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses
penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali
menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan
kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
- Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan
lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan
pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
- Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai
lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B.
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
- Berhalangan tetap atau sementara.
- Memasuki masa pensiun.
- Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan
diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
2. Mobilitas
horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
- Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika
Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia,
dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial
horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah
status sosialnya.
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
- Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak
sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke
daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk
melakukan mobilitas sosial
- Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi
secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi
ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini
ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu
generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri,
melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi
lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya
menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik
anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi
mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu
mobilitas intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
- Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas
yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang
sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena
ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian
memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak
Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai
tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai
tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia
dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha.
Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara
Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas
intragenerasi.
- Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status
atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi.
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
- Mobilitas intergenerasi naik
- Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya
seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi
turun)
C. Hubungan Struktur Sosial
dan Mobilitas Sosial
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
- Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak
tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal
- Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap
mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-hambatan.
- Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas
sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku umum bagi setiap
masyarakat.
- Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor
ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda.
- Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor
ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan
yang kontinu tentang bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.
2. Mobilitas Sosial dalam
Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
- Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan
tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu
standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.
Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya
diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya
naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia
tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap
hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
- Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang
lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita
yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari
keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat
menaikan status si wanita tersebut.
- Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan
status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat
tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
-
D. Faktor-faktor Pendorong
dan Penghambat Mobilitas Sosial
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
- Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat
terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh
anggota masyarakat yang bersangkutan
- Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat
memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang
mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
- Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja
menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di
negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada
jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
B. Faktor Individu Faktor
individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
- Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki
kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam
mobilitas sosial.
- Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara
yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas
sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan
kesenangan, dan memperbaiki diri.
- Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah
berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami
kegagalan.
-
C. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.
I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
- Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi
mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu
merupakan hal sangat sulit
- Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat
menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab
keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan.
seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit
putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit
hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa.
Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela,
seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
- Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas
tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam
agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak
hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
- Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam
masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi
lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai
prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam
masyarakat.
- Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat
Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat
menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai
dan adat yang berlaku.
- Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan
kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi menyebabkan
masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu.
-
E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
- Angkatan Bersenjata Seseorang yang tergabung
dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan
bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan
naik pangkat.
- Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun
nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering
digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya.
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret
dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang
lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari
keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah
lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu
untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang
secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya
- Organisasi Politik Seorang angota parpol yang
profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat
mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan
legislatif atau eksekutif
- Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah
satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa
setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat
- Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang
bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.
- Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya
yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain
ikatan
- Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat
menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga
biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi.
Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita
- Organisasi keolahragaan Melalui organisasi
keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih
tinggi
Cara umum memperoleh status
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi
- Askripsi, yaitu cara memperoleh kedudukan melalui
kelahiran, contohnya system kasta dan gelar kebangsawanan
- Prestasi, yaitu cara memperoleh status atau
kedudukan dengan usaha sendiri.
Cara khusus untuk menaikan status :
- Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status
sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan
mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang
diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga
pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk
mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar
penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan
kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu
dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah
asing.
- Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah
nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat
dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang
lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang
memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang"
di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja
sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti
"Raden"
- Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan
status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat
tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
- Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan
tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu
standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.
Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya
diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya
naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia
tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap
hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
- Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk
meningkatkan statusnya seseorang dapat bergabung dengan organisasi
tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi yang berkelas.
G. Dampak Mobilitas Sosial
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
- Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status
bila terjadi mobilitas menurun.
- Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru
dari status jabatan yang meningkat.
- Keterangan hubungan anatar anggota kelompok
primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi
atau ke status yang lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik
yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.
- Dampak Positif :
- Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya
kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan
motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar
memperoleh status yang lebih tinggi.
- Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat
ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat
perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang
sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.
Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang
memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam
bidang pendidikan.
- Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya
mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi
sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai
dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang
baru sehingga tercipta intergrasi soaial.
- Dampak Negatif :
- Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial
dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam
masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut
disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas
sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 2) Konflik Antarkelompok sosial
Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya.
Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih
tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok
sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik
yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi
yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga
nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
- Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian
diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang
baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami
mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka
bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya
- Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial
dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai
berikut. :
Menimbulkan
ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
Adanya
gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
Mengalami
frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan
atas, tetapi tidak dapat mencapainya.
sumber: http://sosiologi-sosiologixavega.blogspot.com/2011/05/bab_16.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar